8 Merk Fungisida Triazol Paling Mantap Bagi Tanaman
Fungisida Triazol |
Triazol merupakan golongan fungisida yang berfungsi untuk penghambat demetilasi sterol, dengan cara menghambat membran sel biosintesis ergosterol dan menghentikan perkembangan jamur. Golongan fungisida triazol memiliki 11 bahan aktif yaitu ; Azakonazol, Dimikonazol, Fenbukonazol, Flusilazol, Heksakonazol, Mikobutanil, Propikonazol, Siprokonazol, Tebukonazol, Triadimefon, dan Triadimeno.
Masing-masing bahan aktif pada fungisida golongan triazol memiliki cara tersendiri dalam mengendalikan jamur pada tanaman, namun secara garis besar, cara kerja fungisida triazol adalah seperti yang kami sampaikan diatas.
Berikut ini klitani.com sampaikan 8 merk fungisida golongan triazol yang paling mantap bagi tanaman dengan bahan aktif yang berbeda-beda.
1. Fungisida FENOSIDA 255 EC
Bahan Aktif difenokonazol: 255 g/l.
Jenis Pestisida Fungisida.
Cara Kerja Fungisida sistemik, preventif dan kuratif.
Formulasi Emulsifiable Concentrate (EC).
Warna Kuning.
Ukuran Kemasan 100 ml dan 250 ml.
Jenis Kemasan Plastik PET.
No. Pendaftaran RI. 01020120093435
Kelas bahaya WHO Kelas III (cukup berbahaya).
KEUNGGULAN
- Fungisida bersifat sistemik, preventif dan kuratif dengan bahan aktif difenokonazol 255 g/l
- Berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan (emulsifiable concentrate/EC).
- Mengandung booster.
- Efektif untuk mengendalikan penyakit penting yang disebabkan oleh jamur pada pertanaman kedelai, kentang, padi dan semangka.
- Mudah larut dalam air dan tidak menyumbat alat semprot.
DISKRIPSI
FENOSIDA 255 EC adalah fungisida bersifat sistemik, preventif dan kuratif dengan bahan aktif difenokonazol 255 g/l.
FENOSIDA 255 EC berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan (emulsifiable concentrate/EC) berwarna kuning yang diformualiskan untuk mengendalikan penyakit penting yang disebabkan oleh jamur pada pertanaman kedelai, kentang, padi dan semangka.
Bahan aktif difenokonazol ditemukan pada tahun 1988 dan dalam penggolongan FRAC (Fungicide Resistance Action Committee) termasuk golongan 3, yaitu triazol. Golongan triazol merupakan fungisida penghambat demetilasi sterol, menghambat membran sel biosintesis ergosterol dan menghentikan perkembangan jamur.
Fungisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk. FENOSIDA 255 EC mudah larut dalam air dan tidak mengganggu peralatan semperot.
Kelas bahaya (WHO) termasuk dalam kelas III (cukup berbahaya) dengan keterangan pernyataan bahaya yaitu “PERHATIAN” dan warna pita piktogram pada label berwarna biru tua.
FENOSIDA 255 EC berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan (emulsifiable concentrate/EC) berwarna kuning yang diformualiskan untuk mengendalikan penyakit penting yang disebabkan oleh jamur pada pertanaman kedelai, kentang, padi dan semangka.
Bahan aktif difenokonazol ditemukan pada tahun 1988 dan dalam penggolongan FRAC (Fungicide Resistance Action Committee) termasuk golongan 3, yaitu triazol. Golongan triazol merupakan fungisida penghambat demetilasi sterol, menghambat membran sel biosintesis ergosterol dan menghentikan perkembangan jamur.
Fungisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk. FENOSIDA 255 EC mudah larut dalam air dan tidak mengganggu peralatan semperot.
Kelas bahaya (WHO) termasuk dalam kelas III (cukup berbahaya) dengan keterangan pernyataan bahaya yaitu “PERHATIAN” dan warna pita piktogram pada label berwarna biru tua.
2. Fungisida INDAR 240 SC
Bahan Aktif : Fenbukonazol : 240 g/l
Fungisida sistemik berbentuk pekatan suspensi. Fugisida sistemik, berbentuk pekatan suspensi berwarna putih bersifat fungitoksik untuk mengendalikan penyakit pada tanaman apel, cabai, kedelai, pisang, padi.
Padi: Penyakit bercak coklat Cercospora jansanea Penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi: 125 ml/ha).
3. Fungisida SAGRI – TREAT® 300/150 EC
SAGRI – TREAT® 300/150 EC dengan bahan aktif ganda Fluzinazole 300g/l dan Myclobutanil 150 g/l adalah Fungisida sistematik untuk mengendalikan busuk pada buah, daun dan batang atau penyakit karat dan embun tepung.
Cara Kerja
Manfaat dan keuntungan bagi petani
Bekerja secara cepat untuk mengendalikan jamur pada tanaman kentang seperti antraknosa, embun tepung, busuk batang, busuk daun
Mengandalikan penyakit karat dan embun tepung.
Bekerja secara cepat untuk mengendalikan jamur pada tanaman kentang seperti antraknosa, embun tepung, busuk batang, busuk daun
Mengandalikan penyakit karat dan embun tepung.
4. Fungisida Heksa 50 SC
Heksa 50 SC adalah fungisida golongan triazol berbahan aktif heksakonazol 5 % berspektrum luas bersifat kuratif dan protektan yang memiliki sifat growth regulator (zat perangsang tumbuhan)
Efektif mengendalikan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobrome Talbot & Keane, Penyakit Antraknosa, penyakit jamur akar merah, penyakit jamur akar coklat dan penyakit jamur akar putih.
Khusus pada tanaman karet yang terserang penyakit jamur akar putih dapat disembuhkan dengan aplikasi Heksa dengan cara mengoleskan pada jaringan akar yang terserang.
5. Fungisida Systhane 240 EC
AKSI: Menekan sejumlah besar jamur fitopatogenik dari genus Erysiphae, Puccinia, Septoria, Monilinia, Podosphaera . Systhane 240 EC adalah sistem dengan tindakan protektif, kuratif, dan eradikatif. Zat aktif Myloblobutanil milik kelompok Triazole dan menghambat sintesis ergosterol (demetilasi pada C14), mencegah perkembangan jamur. Ia juga memiliki gerakan translaminaric.
OPERASI KHUSUS:
Hal ini dimaksudkan untuk menekan agen penyebab dari anggur antik ( Uncinula necator ), abu apel ( Podosphaera leucotricha ) dan abu mawar ( Sphaeroteca pannosa var rosae )
REKOMENDASI DAN CATATAN:
Interval antara dua perawatan berturut-turut 14 hingga 21 hari. Jangan menerapkannya secara alternatif dengan preparasi dari kelompok yang sama (triazol), serta preparasi dari mekanisme aksi yang serupa (penghambatan sinergi ergosterol).
Sediaan dapat dicampur dengan agen perlindungan tanaman lain, selain folat, mancozeb + metalaxyl dan vinclozolin, dan persiapan reaksi yang sangat dasar. Ketika preparat dicampur dengan formulasi WP, WG atau SC, mereka harus terlebih dahulu dilarutkan dalam sedikit air, dan kemudian Systhane 240 EC ditambahkan ke seluruh air.
Pengobatan harus dilakukan dengan konsumsi air dalam bibit apel 1000 l / ha (10 l per 100 m2), di perkebunan 600-1000 l / ha (6-10 l per 100 m2), dan di perkebunan 200 hingga 500 l / ha (2 -5 l per 100 m2).
Sediaan dapat dicampur dengan agen perlindungan tanaman lain, selain folat, mancozeb + metalaxyl dan vinclozolin, dan persiapan reaksi yang sangat dasar. Ketika preparat dicampur dengan formulasi WP, WG atau SC, mereka harus terlebih dahulu dilarutkan dalam sedikit air, dan kemudian Systhane 240 EC ditambahkan ke seluruh air.
Pengobatan harus dilakukan dengan konsumsi air dalam bibit apel 1000 l / ha (10 l per 100 m2), di perkebunan 600-1000 l / ha (6-10 l per 100 m2), dan di perkebunan 200 hingga 500 l / ha (2 -5 l per 100 m2).
6. Fungisida SIDAZOL 250 EC
Bahan Aktif : Propikonazol 250 g/l.
Jenis Pestisida : Fungisida.
Cara Kerja : Fungisida sistemik, protektif dan kuratif.
Formulasi : Emulsifiable Concentrate (EC).
Warna : Kuning kecoklatan
Ukuran Kemasan : 100 ml, dan 250 ml, 20 liter, 200 liter
Jenis Kemasan : Plastik PET.
No. Pendaftaran : RI. 01020120072895
Kelas bahaya WHO : Kelas III (cukup berbahaya)
KEUNGGULAN
- Bersifat sistemik
- Mempunyai daya basmi yang luas
- Membasmi penyakit dari luar dan dalam
- Efektif untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit tanaman
DISKRIPSI
SIDAZOL 250 EC Fungisida sistemik, protektif dan kuratif berbentuk Pekatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur. dengan kandungan bahan aktif, yaitu Propikonazol 250 g/l.
SIDAZOL 250 ECberbentuk tepung yang dapat disuspensikan Emulsifiable Concentrate (EC) berwarna Kuning kecoklatan yang diformulasikan untuk mengendalikan penyakit hawar upih daun Rhizoctonia solani pada pertanaman padi
Bahan aktif Propikonazol 250 g/l ditemukan pada tahun 1980 dan dalam penggolongan FRAC (Fungicide Resistance Action Committee) termasuk golongan M3, yaitu triazole.
Golongan triazole merupakan fungisida yang bereaksi dan menginaktivasi kelompok sterol demethylation sel jamur yang mengakibatkan gangguan metabolisme lipid dan respirasi.
Fungisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk. SIDAZOL 250 EC mudah larut dalam air dan tidak mengganggu peralatan semprot.
Kelas bahaya (WHO) termasuk dalam kelas Kelas III (cukup berbahaya) dengan keterangan pernyataan bahaya yaitu “PERHATIAN” dan warna pita piktogram pada label berwarna biru tua.
SIDAZOL 250 ECberbentuk tepung yang dapat disuspensikan Emulsifiable Concentrate (EC) berwarna Kuning kecoklatan yang diformulasikan untuk mengendalikan penyakit hawar upih daun Rhizoctonia solani pada pertanaman padi
Bahan aktif Propikonazol 250 g/l ditemukan pada tahun 1980 dan dalam penggolongan FRAC (Fungicide Resistance Action Committee) termasuk golongan M3, yaitu triazole.
Golongan triazole merupakan fungisida yang bereaksi dan menginaktivasi kelompok sterol demethylation sel jamur yang mengakibatkan gangguan metabolisme lipid dan respirasi.
Fungisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk. SIDAZOL 250 EC mudah larut dalam air dan tidak mengganggu peralatan semprot.
Kelas bahaya (WHO) termasuk dalam kelas Kelas III (cukup berbahaya) dengan keterangan pernyataan bahaya yaitu “PERHATIAN” dan warna pita piktogram pada label berwarna biru tua.
7. Fungisida Acapela System 280 SC
Acapela System adalah fungisida sistemik yang bersifat preventif dan kuratif berbentuk pekatan suspensi.
Teknologi fungisida DuPont' Acapela System" mengandung dua bahan aktif yang bekerja secara sistemik dan saling melengkapi dalam mengendalikan penyakit tanaman padi, khususnya blas dan patah leher. Dengan aplikasi pada umur 45-50 HST dan 55-60 HST,
Acapela System" melindungi daun bendera untuk mengoptimalkan proses pembentukan dan pengisian malai agar padi menghasilkan bulir berkualitas.
Keunggulan
1. Mengendalikan lebih banyak penyakit (broad spectrum):
- Blas/Patah Leher (Pyricularia oryzae).
- Bercak daun sempit (Cercospora oryzae).
- Hawar pelepah (Rhizoctonia solani).
- Bercak coklat (Helminthosporium oryzae).
2. Menjadikan daun bendera terlihat lebih hijau dan sehat.
3. Menjaga proses pembentukan malai sehingga lebih panjang dan produktif untuk menghasilkan bulir berkualitas.
3. Menjaga proses pembentukan malai sehingga lebih panjang dan produktif untuk menghasilkan bulir berkualitas.
Bahan Aktif :
1. Pikosistrobin (picoxystrobin) : 200 g/l
2. Siprokonazol (cyproconazole) : 80 g/l
2. Siprokonazol (cyproconazole) : 80 g/l
Cara Pemakaian :
- Padi : penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani, penyakit blas Pyricularia oryzae, penyakit bercak daun Cercospora oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 600 ml/ha)
- Padi : penyakit busuk batang Helminthosporium oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 500 ml/ha).
8. Fungisida Clinten 250 EC
Clinten 250 EC adalah fungisida racun sistemik dan racun kontak berbentuk pekatan kuning kecoklatan yang dapat diemulsikan kedalam air untuk secara aktif mengendalikan penyakit cacar "exobasidium vaxans massee", penyakit karat daun "phakopsora pachyrhizi", dan aneka ragam penyakit jamur lainnya pada tanaman sayur, buah, dan bunga.
Cara pemakaian:
- Campurkan serbuk Clinten 250 EC dengan dosis 0.25 - 2 ml per liter air, aduk dan semprotkan pada areal tanaman yang terkena serangan jamur.
- Ulangi penyemprotan keesokan harinya jika pada hari waktu penyemprotan terjadi hujan.
- Tetap lakukan pengulangan penyemprotan pada hari kedua atau ketiga meskipun tidak ada hujan pada hari pertama penyemprotan untuk memastikan bagian bagian yang terlewatkan pada hari pertama dapat tersemprot dengan baik.
- Untuk pencegahan dapat dilakukan penyemprotan secara periodik dalam jangka 1-2 minggu sekali atau sesuai dengan kondisi lingkungan anda untuk mencegah penyebaran jamur pada taman anda
- Baca petunjuk pemakaian sebelum menggunakan fungisida ini.
Post a Comment for "8 Merk Fungisida Triazol Paling Mantap Bagi Tanaman"